top of page

CERITA PAKET

Nikah? Sebuah kata sakral yang sangat takut saya ucapkan kepada diri sendiri apalagi ke orang lain. Yang ada dalam pikiran saya hanya 2 hal, yaitu Akademik dan Karir. Bukan apa-apa, hanya saja belum mau direpotkan dengan hal “urus mengurus”. Terlebih lagi, masih sangat banyak target dan cita-cita yang ingin saya capai di awal umur 20 tahun waktu itu. Inget banget ketika acara Wisuda S1 pada awal tahun 2016. Satu bulan sebelum acara berlangsung banyak sekali teman-teman angkatan yang disibukkan dengan “pendamping wisuda”. Mulai dari cari gebetan baru buat ngedampingin wisuda, atau yang udah punya gebetan sibuk cari bahan/batik couple buat seragam pas acara wisuda. Bahkan, sempat baca broadcast bahwa ada penyewaan “Pendamping Wisuda” berikut tertera klasifikasi beserta harganya lho! Lucu kalau udah cerita perihal wisuda S1 waktu itu. Lalu, saya? Pastinya sudah saya persiapkan pendamping wisuda terbaik untuk mendampingi acara wisuda, yaitu Ayah, Ibu, dan kedua adik saya. Itulah sebaik-baiknya pendamping wisuda bagi saya. Ya walaupun banyak juga yang nanya perihal gebetan yang dibawa pas wisuda. Dengan santai saya menjawab, “Udah dikirim sama Allah cuma “paket” nya belum sampe”, teman-teman hanya tertawa mendengar jawaban santai itu. Hingga hari wisuda tiba, rasanya senang sekali, ditambah banyak ucapan dan karangan bunga yang saya dapatkan. Selepas wisuda Ibu bertanya pertanyaan bagaikan petir di siang bolong, “Kak banyak juga yah bunga Kakak, tadi Ibu hitung ada 70an lebih, mobil aja sampe penuh gini. Tapi ko ga ada yang mau “dikenalkan” ke Ibu ya tadi?”. Dengan santai saya menjawab, “Hm Ibu nanya-nanya gitu nanti juga ada. Lagian Kakak nikah Umur 27an lah”. Sontak Ibu langsung mengerenyitkan dahinya, “Ga. Cewe ga bagus nikah umur segitu”. Hening. Tetapi, Allah maha baik. Maha membolak-balikkan hati manusia. Sang Sutradara yang selalu membuat cerita indah untuk hambaNya. Saya mempunyai mimpi bisa menyelesaikan S2 pada umur 23 tahun dengan hasil keringat sendiri. Dan mimpi ini saya catat dan rekam dalam pikiran dan hati saya. Maka dari itu Beberapa bulan setelah lulus S1, saya langsung melanjutkan studi S2. Karena studi S2 ini saya lakukan dengan uang dan keringat sendiri, saya memutuskan masuk asrama untuk memangkas kebutuhan tempat tinggal. Beberapa bulan tinggal di asrama, pihak asrama mengadakan Halal Bihalal Akbar. Kebetulan tidak ada jadwal kerja dan kuliah, lalu saya memilih ikut acara Halal Bihalal Akbar tersebut. Layaknya Halal Bihalal pada umumnya, saya bertemu dengan banyak orang baru. Dari kejauhan terlihat seorang lelaki dewasa menggunakan kemeja putih sama seperti kemeja yang saya gunakan. Pandangan itu cuma sekilas dan kemudian lupa. Seketika saya kembali teringat tentang “paket” itu. ....... (to be continue)

bottom of page