top of page

TUGAS DINAS AGAMA DI GOMBONG


*Foto oleh Endras Septiano

Hallo folks, how have you guys been doing? I am currently in Gombong. “Hah, Gombong? Dimana tuh?”. Yeahh, pertama kali denger kata Gombong, ekspresi aku sama kaya kalian ko, bingung nama daerah mana tuh, karena ga pernah sama sekali denger nama daerah itu. Bawaannya curiga aja kalo Gombong ini gada di peta Indonesia. Eh, ternyata pas cek di Google Maps dan Wikipedia ada ko keterangan dan informasi mengenai daerah Gombong. Hm, tapi ternyata guyysss setelah googling emang sih keponya ilang tapi perasaan malah jadi galau tingkat dewa haha, karena seketika itu pula aku tahu bahwa aku akan tinggal di daerah pedesaan, di Gombong, Kabupaten Kebumen. Ngapain di Gombong? Aku menjalankan “Tugas Dinas Agama”. Seperti tugas dinas lainnya tidak bisa diganggu gugat. So, here I’m coming Gombong.


Pertama kali mendarat di Gombong, ga se-ndeso yang aku kira. At least, ada sinyal LTE, ojek online, dan banyak yang jualan martabak ko pas malemnya (ga khawatir perut demo malam hari haha). Balik lagi tujuan utama aku datang ke Gombong, yaitu menjalankan “Tugas Dinas Agama”. Tugas dinas yang asik banget ditugasin oleh Allah SWT; Menemani Suami. Alhamdulillah sejauh ini tugas-tugasnya cukup mudah; pagi mempersiapkan baju kerja dan sarapan, kemudian membereskan mes dan kebutuhan harian, dan sore harinya menyediakan air minum/dessert dan buah untuk suami setelah lelah seharian bekerja Cukup mudah kan apalagi kalau dijalani dengan ikhas, insha Allah banyak dikasi bonus sama Allah SWT.


“Dan wanita adalah penanggungjawab di rumah suaminya, dan ia akan dimintai pertanggungjawaban.” (HR Bukhari Muslim)

“Jika seorang wanita melaksanakan shalat lima waktunya, melaksanakan shaum pada bulannya, menjaga kemaluannya, dan mentaati suaminya, maka ia akan masuk surga dari pintu mana saja ia kehendaki.” (HR Ibnu Hibban dalam Shahihnya)


Here, we back to Gombong guys. Sekilas tidak ada yang sangat istimewa di sini. Namun, kota kecil di Kabupaten Kebumen ini menyimpan kisah bernuansa sejarah dan budaya yang menarik untuk dikunjungi. Tidak banyak yang tahu bahwa kota kecil ini menyimpan cerita sejarah yang cukup banyak, bahkan ternyata kota kecil ini merupakan tempat kelahiran salah satu pengusaha sekaligus public figure terkenal di Indonesia. Sembari bercengkrama dan mengenal lebih dekat, aku mendatangi beberapa tempat wisata sejarah yang iconic di Gombong.


  1. Waduk Sempor

*Foto oleh Ivan Andrie Gunawan

Selain pemandangan yang indah – dilatari perbukitan Karang Sambung nan hijau – lokasi ini juga memiliki sejarah tragis. Pada tahun 1967 waduk Sempor sempat jebol dan menelan korban tewas sebanyak 127 jiwa. Kala itu struktur waduk memang belum selayak sekarang. Waduk Sempor kini telah berfungsi kembali dan menjadi tujuan wisata. Bendungan ini berada di daerah Sungai Cincingguling atau disebut juga Sungai Sempor, yang mengalir dari utara di Kaki Gunung Serayu Selatan dan bermuara di Samudra Hindia. (Sumber: Wikipedia)


2. Benteng Van Der Wijk

Benteng Van Der Wijck adalah benteng pertahanan Hindia Belanda yang dibangun pada abad ke 18. Nama benteng ini diambil dari Van Der Wijck, yang kemungkinan nama komandan pada saat itu. Nama benteng ini terpampang pada pintu sebelah kanan. Benteng ini kadang dihubungkan dengan nama Frans David Cochius (1787-1876), seorang Jenderal yang bertugas di daerah barat Bagelen yang namanya juga diabadikan menjadi nama Benteng Generaal Cochius. Benteng ini merupakan benteng persegi delapan satu-satunya di indonesia. Saat ini kompleks Benteng Van Der Wijck telah beralih fungsi menjadi tempat wisata yang dilengkapi berbagai fasilitas, termasuk penginapan. (Sumber: Wikipedia)


3. Roemah Martha Tilaar

* Sumber foto: Google

Bangunan yang berfungsi awal sebagai kediaman keluarga dari tokoh besar di bidang kosmetika, DR. Martha Tilaar, ini kini dipergunakan menjadi lokasi workshop seni dan budaya, ruang pamer, sekaligus museum. Rumah Warisan Budaya Gombong/Roemah Martha Tilaar pun akan menjadi pusat perhelatan festival budaya tahunan. Tempat bersejarah ini baru saja diresmikan penggunaannya pada 6 Desember 2014 lalu, oleh ketua Yayasan Warisan Budaya Gombong, Wulan Tilaar.

Berawal dari keinginan Ibu Martha Tilaar untuk memberikan kontribusi bagi Kota kelahirannya Gombong, maka inisiatif membangun Roemah Martha Tilaar ini dimulai. Selain berisi informasi perjalanan hidup Ibu Martha Tilaar dengan latar belakang Gombong, Roemah Martha Tilaar juga akan mengadakan kegiatan-kegiatan sosial dan ekonomi kemasyarakatan selain juga kegiatan preservasi budaya lokal. Roemah Martha Tilaar menempatkan museum sebagai konteks dan aktivitas isebagai konten sehingga diharapkan menjadi sebuah tempat yang vibrant.

bottom of page